Perlu diketahui, dalam penggunaan kosakata dan bahasa perlu untuk diperhatikan dengan baik. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya, terdapat bahasa baku dan nonformal. Penggunaan keduanya tentu berbeda, di mana kata formal digunakan untuk sesuatu yang bersifat formal pula. Sementara kata atau bahasa nonformal digunakan untuk percakapan sehari-hari dengan teman. Kata di dalam kbbi termasuk kata baku, sehingga jika ingin mengetahui baku tidaknya suatu kata, maka bisa mengeceknya melalui kamus tersebut.
Kapan Menggunakan Kata Baku dan Nonformal?
Penggunaan kata baku yakni ketika
- Melakukan komunikasi resmi
Komunikasi resmi yang dimaksud adalah yang bersifat kelembagaan, seperti halnya surat menyurat undangan formal, undang-undang, dan lain-lain. Atau digunakan ketika melakukan dialog dengan orang-orang yang ada di suatu kelembagaan formal. Jika menemui sebuah surat resmi atau sejenisnya, maka kata yang dipakai di dalamnya adalah kata baku.
- Wacana teknis
Bahasa baku juga digunakan untuk menulis wacana teknis seperti halnya laporan, karya tulis, berita, dan lain sebagainya. Karena apabila disampaikan dengan kata dan bahasa nonformal maka tidak pas. Sehingga kata baku merupakan kata yang sepantasnya untuk wacana teknis.
- Pembicaraan
Ketika melakukan pembicaraan dengan yang lebih tua dan yang dituakan, maka perlu untuk menggunakan bahasa baku. Atau ketika sedang melakukan pidato maupun sambutan, maka yang digunakan adalah bahasa baku. Karena apabila tidak menggunakan bahasa baku, maka terkesan tidak sopan.
Sementara kata atau bahasa nonformal digunakan untuk melakukan percakapan sehari-hari dengan teman yang sebaya atau sepantaran. Selain itu, kata nonformal juga digunakan untuk berdialog atau bertukar pesan secara pribadi melalui sosial media. Di beberapa karya sastra seperti karya fiksi juga dibutuhkan kata atau bahasa nonformal yang mana di kbbi tidak ada.
Ciri-Ciri Kata Baku dan Nonformal
Sebenarnya ada beberapa ciri-ciri dari kata baku dan nonformal yang perlu diketahui. Hal ini ditujukan supaya mampu membedakan antara kata baku dengan yang nonformal sehingga tahu penempatannya.
- Bahasa Daerah
Kata atau bahasa baku tentu tidak dipengaruhi adanya bahasa atau kosakata daerah. Dalam hal ini, ketika kata tersebut dipakai di dalam suatu tulisan yang bersifat formal, maka perlu untuk dicetak miring. Sementara kata nonformal biasanya akan dipengaruhi oleh unsur kedaerahan dan kebiasaan yang tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Misalnya kata baku saya jika dalam bahasa nonformal menjadi gue.
- Bahasa Asing
Perlu diketahui bahwa kata baku tentu tidak dipengaruhi oleh bahasa atau kata asing. Sementara kata nonformal biasanya terdapat unsur bahasa atau kosakata asing. Hal ini perlu diperhatikan dengan baik, karena ada banyak sekali contoh yang bisa ditemui. Misalnya kata baku klub dalam kata nonformal menjadi club, kata manajemen menjadi manajemen, kata local menjadi local, dan seterusnya. Meskipun penulisan dalam bahasa asing benar, akan tetapi jika masuk ke dalam konteks bahasa Indonesia dan tidak terdapat pada kbbi sehingga kata tersebut termasuk kata nonformal dan tidak boleh digunakan dalam hal-hal yang bersifat formal.
- Bahasa Percakapan
Ciri-ciri kata baku dan nonformal juga sangat mudah dilihat dari bahasa percakapan. Bahasa percakapan sehari-hari antar teman biasanya menggunakan bahasa nonformal. Sementara bahasa untuk kerja resmi atau dinas biasa menggunakan bahasa formal. Misalnya kata baku tidak dalam bahasa nonformal menjadi enggak. Contoh lain adalah kata baku bohong dalam bahasa nonformal menjadi boong. Hal ini sangat mudah untuk dibedakan, sehingga bahasa percakapan bisa menjadi ciri-ciri yang sangat mudah.
- Pemakaian imbuhan
Hal lain yang bisa menjadi ciri-ciri baku tidaknya kata adalah dari pemakaian imbuhan. Apabila menggunakan imbuhan secara eksplisit, maka bisa disimpulkan bahwa kata tersebut merupakan kata baku. Sementara jika tidak menggunakan imbuhan eksplisit, maka bisa dikatakan bahwa konteks kata tersebut merupakan kata nonformal jika terdapat dalam suatu kalimat. Kalimat baku misalnya, “Adik menangis karena terjatuh.” Sementara apabila beralih menjadi bahasa nonformal, maka menjadi, “Adik nangis karena jatuh.” Jika didengar dan dibaca dari konteks kata berimbuhan dalam kalimat, maka sudah bisa dimengerti dengan jelas.
Demikianlah penjelasan terkait kata baku dan nonformal. Ketika ingin mengetahui lebih lanjut, maka bisa baca kbbi sehingga akan lebih mudah membedakannya. Akan tetapi hal ini juga perlu diikuti dengan pemahaman terkait penggunaan dalam konteks kalimat.